Kamis, 10 Juni 2010

Pengalaman Ustadz Sabun Berdakwah di Papua (II)

Keluar-masuk penjara tidak membuat Ustadz Fadlan jera berdakwah. Seorang polisi terheran–heran dengan keberaniannya. Beliau menjelaskan bahwa dia tidak takut penjara manusia akan tetapi lebih takut dengan penjaranya Allah. Lalu, kenapa pula sang ustadz dijuluki Ustadz Sabun?

Setelah keluar-masuk penjara ia terus memperluas dakwahnya ke Wamena melalui jalur darat. Banyak hambatan yang ditemuinya. Usaha pertama setelah perjalanan 2 minggu pun Ustadz beserta rombongan kembali ke Jayapura dikarenakan medan yang ditempuh. Atas usul saudara Sihabudin (sang polisi mualaf) agar mudah mengakses transportasi rombongan disarankan mengganti nama di KTP mereka menjadi sedikit berbau Kristen seperti Leo atau Markus, dsb. Dengan cara ini akhirnya mereka bisa melakukan perjalanan lewat udara membawa perbekalan bersama rombongan misionaris.



Perjalanan ke Wamena juga menemui banyak tantangan. Ustad Fadlan menemukan bahwa banyak saudara di Irian masih telanjang, bahkan ibu–ibu disana selain menyusui anaknya juga menyusui babi yang dipeliharanya. Hasil pengecakan di lapangan, ustadz juga menemukan bahwa banyak orang asing dengan sengaja menawarkan bahkan mencekoki penduduk lokal dengan minuman keras. Masyarakat Irian juga mandi menggunakan lemak babi dengan alasan sebagai anti nyamuk dan penghangat badan di kala musim dingin.

Seminggu pertama pengamatan, beliau memulai dakwah awal dengan mengajak salah satu kepala suku mandi di sungai dengan sabun dah shampoo. Sang kepala suku terheran–heran dengan bau shampoo dan tidak mau membilasnya. Dengan rahmat Allah hujan turun saat kepala suku pulang ke rumah. Ia merasa nyaman pasca kehujanan, dan tidur nyenyak. Akibat kejadian ini maka kepala suku mengkampanyekan ke 28 kampung di wilayah adatnya.

Keesokan harinya dia mengajak 3.712 orang baik lelaki dan perempuan untuk belajar mandi di sungai. Saking banyaknya, sabun harus dibagi menjadi 4 bagian. Mandi massal dimulai dari jam 09 pagi hingga jam 12, dan belum selesai. Memasuki waktu Zuhur, Ustadz Fadlan istirahat untuk melaksanakan sholat. Saat Sholat Zuhur di atas panggung, para suku mengelilingi beliau (dan jamaah) seperti orang tawaf di Mekah.

Kepala suku menanyakan setiap gerakan di dalam sholat mereka baik takbir, ruku, hingga salam terakhir. Ustadz menjelaskan tiap gerakan ibadah sholat. Mengangkat tangan (takbir) menyerahkan jiwa raga kepada Allah, maka tangan kanan dan kiri menutup merasa malu atas kekuasaan Allah. Bungkuk badan (ruku) supaya bisa melihat di bumi segala fasilitas yang Allah berikan. Turun mencium papan (sujud), pertanda menangis atas dosa kesalahan yang dilakukan tunduk untuk minta ampun. Lihat ke kiri dan kanan (salam), kami bertugas membantu orang lain misal mandi dan berpakaian maka harus melakukan hubungan dengan sesama manusia dengan baik sebagai sarana hubungan dengan Allah.

Setelah itu kepala suku dan pemimpin lain naik ke atas panggung untuk rapat dan dan memutuskan masuk Islam. Selanjutnya ustadz memimpin syahadat dan mereka berbaris di lapangan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Selama dua minggu ustadz mengajarkan kalimat syahadat dan setelah itu mengganti nama mereka dan khitanan masal dari warga yang berusia 7 bulan hingga 73 tahun. Kegiatan Ini dibantu juga kaum muslimin yang bertugas di angkatan laut. Pihak AL juga memfasilitasi pertemuan seorang kepala suku dengan presiden saat itu, Soeharto.

Ada kisah menarik saat kepala suku diajak untuk menemui Soeharto, melalui perjalanan dari Jayapura singgah di Makassar dan menginap di sana. Sampai di Jakarta dia lalu berujar bahwa kepala suku ini kesal dengan presiden yang hanya membangun Makassar dan Jakarta.

Saat pertemuan dengan presiden, sang kepala suku langsung berkata bernada keras dan memprotes presiden yang hanya membangun Makassar dan Jakarta dan akan menyarankan partai di Papua tidak memilihhya kembali. Dikarenakan sang kepala suku berbicara dengan bahasa Wamena maka ustadz memahami situasi yang terjadi dan dengan segera mewartakan kepada presiden bahwa sesungguhnya kepala suku berbahagia bisa bertemu presiden dan pantas sebagai bapak pembangunan nasional.

Pak Harto merespon positif langsung menelpon Menteri Agama dan memberangkatkan sang kepala suku tadi pergi haji serta membangun 412 rumah tahap pertama, 1000 karung pakaian dan 28 mesjid melalui yayasan yang dipimpinnya. Ustadz menambahkan satu hal yang harus diketahui sambil bergurau bahwa sesungguhnya mesjid yang paling tinggi ada di Indonesia ada di Wamena karena tinggi 1500 meter dari permukaan lautnya.

Setelah dakwah di Wamena lalu dilanjutkan di Asmat, disini juga dengan fenomena yang sama yaitu lumpur dicampur dengan lemak babi yang dibalurkan ke tubuh suku tersebut dan setiap jam 3 sore ada pesta bertukar keringat melalui saling menggesekkan tubuh yang sudah dibalur tersebut. Alhamdulillah dengan metode seperti dakwah di Wamena akhirnya ada 15 kampung yang berubah menjadi muslim.

Tahun 1990 ustadz datang ke Biak untuk memulai dakwah akan tetapi langsung ditentang oleh seorang pendeta A disana dan melarang untuk membicarakan Islam di Irian. Ustadz berbalik bertanya sebab apa yang melarang bicara Islam di Irian ? karena sesungguhnya agama pertama yang ada di Irian adalah agama Islam dibanding agama lain ujarnya menimpali pernyataan sang pendeta. Pada tgl 17 Juli 1724 M Syekh Iskandar syah sudah berdakwah sampai ke daerah papua yang dulu bernama Nuar. Baru saat portugis menjajah diubahlah nama Nuar dengan nama Papua, diambil dari bahasa tidore papaua yang berarti saudara tua. Ironisnya saat diubah nama Papua maka konotasinya menjadi buruk “hitam, keritik, perampok, pemerkosa, suka makan orang”. Ini dilakukan orang portugis untuk memprovokasi orang papua bahwa mereka berbeda dengan orang – orang yang ada di bagian Indonesia lain dan berarti orang papua harus punya Negara sendiri. Akan tetapi ini tidaklah berhasil karena saat itu islam sudah berada disana dan menjadi mayoritas dengan setidaknya ada 9 kerajaan islam yang berdiri. Saat belanda menjajah istilah papua juga digunakan dan atas ijin Allah juga tokoh – tokoh islam ditangkap dibuang di Digul, Merauke seperti KH Agus Salim. Beberapa muslim local berdiskusi dengan para tokoh dalam pengasingan dan bertekad untuk mengembalikan Nuar ke NKRI.

Setelah kembali ke NKRI, nama Nuar atau Papua tidaklah digunakan akan tetapi menggunakan nama irian. Irian sendiri berasal dari tiga bahasa ; bahasa biak (marien berarti bumi yang panas), bahasa irarutu(daratan yang besar), bahasa (ibnu batuta : urian orang telanjang) konferensi malino 1959 pun menamakan irian, Gusdur mengubah menjadi Papua kembali.

Ustadz menambahkan keterangan ke pendeta bahwa sesungguhnya agama Kristen bisa masuk papua atas jasa orang islam karena dulu orang tidore lah yang mengantar pendeta tahun 5 februari 1855 di manokwari. Pendeta lalu berargumen bahwa kenapa islam tidak boleh ada di Irian karena sesungguhnya Irian sudah dibeli oleh Yesus Kristus, langsung saja ustadz menyanggah balik hal tersebut seraya meminta pendeta untuk memperlihatkan bukti kuitansi pembelian tersebut dan sang pendeta tidak mampu menyanggupinya.

Beberapa saat kemudian Ustadz kembali bertemu dengan pendeta A, kesempatan ini tidak disia – siakan dan kembali Ustadz memberi ceramah bahwa satu – satunya agama yang diberi peluang dan kesempatan di sisi Allah tiada lain adalah agama islam saja. Kesempatan inilah yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad untuk melakukan perjalanan Isra Miraj, perjalanan dari bumi ke bumi. Hal lain juga untuk menyambung tali silaturahmi keturunan nabi Ibrahim di mekah dan keturunannya di palestina. Perjalanan dari mesjid ke mesjid ini dilanjutkan dengan peluang dan kesempatan perjalanan ke sidratul muntaha.

Sesungguhnya orang islam yang meninggalkan sholat lima waktu telah kehilangan kesempatan berhubungan dengan Allah dan ini berarti kehilangan control atas dirinya. Setelah ceramah selesai pendeta A menghampiri dan mengatakan beliau tersinggung dengan ucapan Ustadz selama ceramah tadi. Beliau menawarkan untuk melakukan dialog bersama, Ustadz menyetujui hal tersebut akan tetapi dengan 4 persyaratan : 1. Dialog di tempat ada AC. Ada tempat tidurnya 2 . 4 mata. Dan tempat dialog harus ada yang bayar

2. tdk bicara quran dan islam karena Kristen dibenci quran dan islam. Maka lebih baik bicara Kristen dan injil saja dan jikalau injil menunjukan bahwa Kristen benar maka pendeta boleh mengajak ustadz ke gereja dan mengumumkan bahwa ustadz sudah beralih agama. Dan juga sebaliknya bila injil dan Kristen menunjukan bahwa islam benar maka pendeta juga akan masuk islam

Akhirnya setelah disepakati dialog pun dilakukan di suatu tempat, sebelum berangkat Ustadz membaca QS Huud : 41

[11:41] Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



Lalu dialog dimulai, dan Ustadz memulai pertanyaan mengenai injil. Dimana diturunkan injil, kapan dan apa kata – kata yesus ketika menerima injil dan semuanya berdasar keterangan yang ada di Injil. Selama 1 ½ jam mencari pendeta tersebut mencari dan mengungkap bahwa dia tidak bisa menemukan. Ustadz langsung menjawab bahwa memang hal itu tidak ada di Injil kemudian melanjutkan sang pendeta untuk membuka Injil Yesaya 29 : 12

29:12 dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca."

Dan ini nurbuat bagi umat Kristen, majusi dan sebagainya bahwa akan datang nabi yang akan diajarkan dengan kata baca dan ini menunjuk ke nabi Muhammad SAW dan Quran diturunkan pada bulan ramadhan.

Alasan lain yang ditunjukan Ustadz yaitu apa yang dikatakan dalam Injil Amsal 15:29

15:29 TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.

Tuhan hanyalah tempat bagi orang berdoa akan tetapi pada saat yesus disalib dia beberapa kali mengucap eli eli lama sabaktani tolonglah aku tuhan, pada saat dia meminta tolong ke tuhan maka yesus tidaklah layak menjadi tuhan. Diskusi berlanjut hingga jam 2 malam lalu keduanya sepakat melanjutkan keesokan harinya.

Di pagi tersebut yang bertepatan dengan hari minggu bergegas pendeta pergi ke gereja. Dia naik ke mimbar dan berkata bahwa dia mundur sebagai pemimpin gereja dan keluar dari agama Kristen. Ini membuat jemaat gereja marah mengejar pendeta dan memotong tiga kaki jari kakinya. Dalam keadaan berdarah – darah pendeta pergi ke penginapan tempat dialog dimana ustadz masih di dalam dan meminta bantuan ustadz untuk diselamatkan. Akhirnya dengan bantuan aparat keamanan muslim mantan pendeta ini diselamatkan dan mengucapkan dua kalimat syahadat di Jakarta.

Kemudian mantan pendeta ini disekolahkan ke mesir selama 6 tahun kemudian pergi haji setelah itu kembali ke Biak dengan nama H.Abdul Khalik Rombobiyar. Ketika ada isu mengenai pengubahan kota manokwari menjadi kota injil baru – baru ini melalui perda H.Abdul khalik merupakan salah satu penentang keras.

Pemutaran film

Saat RUU APP diperdebatkan Ustadz dan beberapa kaum muslimin Irian berjalan kaki melakukan long march ke bundaran HI dengan beberapa pesan “Kasian Deh Orang Jawa Baru Belajar Telanjang” yang merupakan sindirian jikalau orang muslim irian saja sudah menutup auratnya setelah dulu telanjang.

Ustadz menekankan bahwa selama dakwah islam ditegakkan di irian maka keinginan untuk menjadi Negara sendiri dan memberontak dari NKRI akan jauh dari keinginan orang papua karena sesungguhnya terikat dengan La Illa Ha Ilallah sebagai sesama muslim. Ustadz bertekad untuk terus melaksanakan dakwah selama hayat dikandung badan dan semoga anak – anak muslim di irian dapat lebih lanjut belajar dalam tentang islam. Dan ada ulasan ringan yang diberikan bahwa kenapa dakwah harus dilakukan di Irian ? Karena sesungguhnya sholat subuh yang pertama kali dilaksanakan di irian terkait dengan WIT. Dan merupakan rahasia yang Allah berikan bahwa ada 3 waktu di Indonesia yang secara simultan bergulir dalam pelaksanaan ibadah sholat 5 waktu. Banyak hal yang perlu dikaji lebih jauh untuk tetap membuat islam senantiasa berkembang di tanah air dan sudah saatnya kaum berbuat cerdas dalam berdakwah.

Alhamdulillah di Irian sudah ada 937 masjid, 600 mushola, dan 315 langgar serta banyaknya muslimah yang menutup aurat (berjilbab). Semoga Allah selalu memberi kekuatan bagi Ustadz dan para pendakwah di bumi Papua untuk terus memperjuangkan Agama Islam. (Tamat)

(Abu Hikam)

3 komentar:

  1. apakah ini betul2 terjadi?
    jika iya, bolehkah saya mendapatkan informasi mengenai nama kepala suku dan nama sukunya? daerah wamenanya di kampung apa?
    Mohon dibalas. Saya juga bisa dihubungi by email di siti.rohmanatin@gmail.com

    BalasHapus
  2. betul mbak, kemarin ust fadlan mengisi acara tabligh akbar di pondok betung tangerang dan bercerita persis diatas

    BalasHapus
  3. Casinos near Casinos Near Casinos Near Me - Mapyro
    Casinos 순천 출장안마 Near Me · Casinos Near Me · Hollywood 강원도 출장마사지 Casino Bangor · 전주 출장안마 Grand Casino at Marysville 충청북도 출장마사지 · South Point Casino in Joliet · Fairfield 울산광역 출장마사지 Casino Resort · Harrah's

    BalasHapus